Apa yang terjadi saat orang tua tidak lagi percaya pada anak muda, dan anak muda tak mau mengerti kegelisahan orang tua. Fatwa MUI di JATIM lah yang menjawab. MUI menyatakan tegas melarang perayaan valentine karena selain tidak sesuai dengan ajaran agama juga perayaannya yang disinyalir mengandung perbuatan kebebasan sexual.
Saya mencermati dari tadi pagi, status-status yang beredar di timelime home saya yang kebetulan orang tua pasti menyayangkan perayaan valentine ditambah berita hoax yang juga saya tidak tahu kebenarannya tentang penjualan coklat dan kondom dan Hotel-hotel yang penuh. Kalau anak muda yang menolak perayaan valentine statusnya pasti dikaitkan dengan agama.
Sekarang saya bahas masalah free sex. Kenapa harus merasa gerah? bukankah sudah dari dulu anak muda kita sepertinya memang sudah terjerumus kepada pergaulan sex bebas. Katakanlah statistik dari vivanews yang menyatakan 62 persen wanita sudah tidak perawan saat remaja (smp-sma). Itulah sebenarnya permasalahan sesungguhnya, betapa gagalnya pemuka agama, MUI, sistem pendidikan, keluarga dan masyarakat yang telah gagal mendidik anak muda kita. Alih-alih menyalahkan perayaan valentine yang dituding mendekatkan anak muda kita kepada budaya sex bebas, sebenarnya itu mengaburkan permasalahan sesungguhnya bahwa sebenarnya anak muda kita sudah lebih condong kepada budaya barat daripada pendidikan agama yang selalu digaungkan. Ketika adat sudah tidak bisa lagi berbicara, fatwapun dikeluarkan dan yang terjadi adalah hujatan dari Kaum Muslim sendiri.
Ketika berita ini diposting di Suara surabaya, comment hujatan yang berasal dari kaumnya sendiri tidak bisa dibendung. Ada yang menganggap MUI kurang kerjaan memfatwaan Valentine sedangkan fatwa2 yang berkaitan dengan korupsi tidak pernah dikeluarkan, ada pula yang menyayangkan betapa MUI terlalu ikut campur masalah Perayaan agama lain yang bukan wewenang dari MUI sendiri.
Saya tadi pagi nonton film Valentine’s day. Seperti yang kita tahu memang banyak versi yang menyatakan sejarah dari perayaan hari valentine. Valentine sediri bukan perayaan agama, Kalau di film tersebut Valentine itu berawal dari saat perang, pemerintah melarang para pemuda untuk menikah, dengan tujuan agar mereka lebih fokus ke perang. Karena itu valentine menikahkan diam2 pasangan yg ingin menikah karena percaya akan cinta. Disini yg dilihat esensinya (menikah) bukan pendetanya.
Lagipula Valentine itu adalah perayaan dunia, knp Anak muda lebih suka merayaan valentine daripada perayaan agama, karena mereka lebih dekat dgn budaya barat. Sistim pendidikan jg yg menyebabkan knp kita lebih mengenal galileo daripada ibnu sina,Kita lebih mengenal tokoh-tokoh copernicus, galileo yang sebenarnya pernah bertentangan dengan pihak gereja daripada tokoh-tokoh yang besar dari negara Islam. Anak muda lebih rame ngerayain Tahun baru masehi daripada tahun baru islam. Karena kita tinggal di negara sekuler, bukan negara islam.
Indonesia adalah negara dengan budaya global. Kita mengikuti penanggalan dunia, sistem kalender dunia, bahkan hukum peninggalan Belanda, sejarah dan geografi berasal dari kurikulum dunia bukan dari dunia Islam. Jadi jangan aneh kalo anak muda dekat dengan budaya perayaan valentine, hallowen, april’s mop dan perayaan tadi itu bukan perayaan agama.

http://sosbud.kompasiana.com/2012/02/14/mui-nyatakan-larang-perayaan-valentine/